Senin, 21 Januari 2013

Karena Mimpi Melihat Neraka


Karena Mimpi Melihat NERAKA
            Pada Zaman rasulullah saw.,jika para sahabat yang mulia bermimpi,biasanya mereka akan mengadukan dan menceritakanya kepada Baginda Rasul. Suatu malam,seorang sahabat nabi yang masih remaja bernama Abdul bin Umar ra, pergi ke Masjid Nabawi. Dia membaca al – Quran sampai kelelehan. Setelah cukup lama membaca al – Quran,dia hendak Tidur.

            Seperti biasa,sebelum tidur dia menyucikan diri dengan cara berwudhu, baru kemudian merebahkan badan dan berdo’a. “ Bismika Allahumma ayha wa bismika amutu ; ya Allah, dengan nama-Mu aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati.
Seperti biasa, sebelum tidur dia menyucikan diri dengan cara berwudhu, baru kemudian merebahkan badan dan berdoa, “bismika allahumma ayha wa bismika amutu; ya allah, dengan nama-Mu aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati.”
            Demikianlah, baginda rasul menuntunnya cara tidur yang baik. Sehingga, dalam tidur pun, malaikay masih mencatatnya sebagai orang yang tidak lalai.

            Sambil pelan-pelan memejamkan mata, Abdullah bin umar terus bertasbih menyebut nama allah hingga akhirnya terlelap. Di dalam tidurnya yang nyenyak dia bermimpi.
            Dalam mimpinya, dia berjumpa dengan dua  malaikat. Tanpa berkata apa-apa, dua malaikat itu memegang kedua tangannya dan membawa ke neraka. Dalam mimpinya, neraka itu bagaikan sumur yang menyalakan api yang berkobar-kobar. Luar biasa panasnya. Di dalam neraka itu, dia melihat orang-orang yang di kenalnya. Mereka terpanggang dan menanggung siksa yang tiada tara pedihnya.
            Menyaksikan neraka yang mengerihkan dan menakutkan itu, Abdullah bin Umar seketika berdoa, “A’udzubillahi minannaar! Aku berlindung kepada Allah dari api neraka.”
            Setelah itu, Abdullah bertemu dengan malaikat lain.
            Malaikat itu berkata, “kau belum terjaga dari api neraka!”

***

            Pagi harinya, Abdullah bin Umar menangis mengingat mimpi yang di alaminya. Lalu, dia pergi ke rumah Hafshah binti Umar, istri rasulullah Saw. Dia mencritakan perihal mimpinya dengan hati yang cemas.

            Setelah itu, Hafsah menemui Baginda Nabi dan mencritakan mimpi sauara kandungnya itu pada beliau.

            Seketika itu, beliau bersabda, “sebaik-baik lelaki adalah Abdullah bin Umar kalau dia mau melakukan shalat malam!”
            Mendengar sabda Nabi itu, hafshah bergembira.

            Dia langsung menemui adiknya, Abdullah bin Umar dan berkata, “Nabi mengatakan bahwa kau adalah sebaik-baik lelaki jika kau mau shalat malam. Dalam mimpimu itu, malaikat yang terakhir kau temui mengatakan kau belum terjaga dari api neraka. Itu karna kau tidak melakukan shalat tahajud. Jika kau ingin terselamatkan dari api neraka, dirikanlah salat tahajut  setiap malam. Jangan kau sia-siakan waktu sepertiga malam; waktu dimana Allah SWT memanggil-manggil hamba-Nya; waktu ketika Allah mendengar doa hamba-Nya.”

Sejak itu, Abdullah bin Umar tidak pernah meningalkan shalat tahajut sampai akhir hayatnya. Bahkan, kerap kali dia menghabiskan waktu malamnya untuk shalat dan menangis di hadapan Allah Swt. setiap kali mengingat mimpinya itu, dia menangis. Dia berdoa kepada Allah agar di selamatkan dari api neraka.

Apalagi jika dia juga ingat sabda Baginda Nabi saw, “Sesungguhnya, penghuni nerka paling ringan siksanya pada hari kiamat adalah  seseorang yang di letakkan pada kedua kakinya bara api yang membuat otaknya mendidih. Dia merasa tidak ada orang lain yang lebih berat siksaanya dari pada dia. Padahal, sesungguhnya siks yang dia terima adalah yang paling ringan di dalam neraka.”

Dia berusaha sekuat tenaga untuk beribadah kepada Allah, mencari ridha Allah, agar termasuk hamba-hamba-Nya yang terhindar dari siksa neraka dan memperoleh kemenangan surga.

Akhirnya, dia bisa merasakan betapa hikmatnya shalat tahajud. Betapaagung keutamaan shalat tahajud. Tidak ada yang lebih indah dari saat-saat ia tahajud dan menangis kepada Allah pada malam hari.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar